Indolinear.com, Jakarta - Bakteri mempengaruhi naluri paling mendasar manusia dengan cara manipulasi tubuh, perasaan, dan pikiran. Alasannya, mereka telah ada jauh sebelum kita dan juga mereka ingin hidup.
Lalu, apakah mikroba itu? Mikroba adalah singkatan dari mikro organisme yang hadir dalam berbagai bentuk bakteri dan jamur, misalnya.
Makhluk-makhluk itu sangat kecil sehingga kebanyakan kasat mata. Beberapa jenis bakteri bahkan hanya ada dalam diri seseorang, bukan di orang-orang lain.
Dikutip dari Liputan6.com (24/03/2018), jumlah bakteri itu 10 kali lipat lebih banyak daripada kita. Secara rata-rata, tubuh seseorang memiliki 100 triliun sel mikroba dan hanya 10 triliun sel manusia.
Berikut ini adalah 10 hal terkait keberadaan bakteri berkaitan dengan kesehatan manusia:
- Bakteri Jahat Penyebab Kegalauan
Banyak temuan tentang manfaat bakteri baik masih pada tahap awal sehingga para peneliti masih berkutat dengan alasan etik untuk melakukan percobaan pada manusia karena kekhawatiran tentang efek sampingnya.
Namun demikian, percobaan pada tikus sudah memberi petunjuk awal. Pada 2011, penelitian oleh McMaster melibatkan transplantasi mikroba lambung dari tikus-tikus pengelana ke dalam lambung tikus-tikus pendiam dan sebaliknya.
Mereka mendapati bahwa tikus-tikus yang pemalu mulai mempertunjukkan "perilaku ingin tahu" setelah transplantasi, sedangkan tikus-tikus pengelana itu malah menunjukkan "penurunan perilaku ingin tahu."
Ada dugaan bahwa mikroba-mikroba mungil kita akan menyantap apa yang kita berikan. Dan, tergantung jenis mikroba itu, mereka mengeluarkan zat kimia tertentu ke dalam tubuh kita.
Menurut Michael Pollan dari New York Times, bakteri pencernaan kita berdampak kepada pembuatan neurotransmitter, termasuk serotonin. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengungkapkan hubungan antara kelompok bakteri jenis tertentu, yaitu Oscillibacter – dengan depresi pada manusia.
Penelitian 2014 itu memang hanya menengarai adanya korelasi, bukan hubungan sebab-akibat, tapi selayaknya kita mencermati bahwa mikroba 'berbicara' dengan tubuh kita. Jadi, jangan terburu-buru menggunakan sabun antibakteri, karena bakteri-bakteri itu mungkin saja membantu lebih daripada yang kita sadari.
- Manfaat Pemanasan Seksual (Foreplay)
Vagina adalah tempat kediaman berbagai jenis mikroba baik yang, ketika tertelan, dapat membantu menyingkirkan mikroba yang dianggap mengganggu dan memerangi alergi, penambahan berat badan, dan depresi.
"Banyak orang melengkapi diet mereka dengan probiotik," kata Lucy Tiven. "Tapi orang bisa juga menemukan 'bakteri baik' dalam tubuh manusia, terutama dalam vagina."
Kenyataannya, menurut temuan penelitian Robinson, Bohannan, dan Young pada 2010, "Kebanyakan kumpulan bakteri vagina dalam seorang wanita yang sehat didominasi oleh spesies lactobacillus. Bakteri memegang peranan penting dalam produksi vitamin dan asam amino hakiki dalam manusia."
Ketika tubuh bersentuhan dengan makhluk-makhluk baik itu, mereka meningkatkan sistem kekebalan dan mengusir bakteri-bakteri kurang baik. Tanpa bakteri-bakteri baik, kita lebih rentan terhadap asma, alergi dan penyakit lain yang terkait dengan sistem kekebalan.
Misalnya, bayi-bayi yang dilahirkan melalui bedah Caesar tidak bertemu dengan bakteri-bakteri baik dalam saluran kelahiran, sedangkan mikroba yang melumuri bayi kelahiran Caesar biasanya adalah jenis bakteri jahat yang lazim ada pada kulit dan rumah sakit.
Lagipula, menurut penelitian 2010, bayi-bayi yang lahir secara alamiah mendapatkan manfaat lactobacillus yang membantu dalam pencernaan susu.
- Seberapa Manusiakah Kita?
Rob Knight, profesor pediatri dan rekayasa komputer di University of California San Diego, menjelaskan, "Seseorang mungkin hanya memiliki 10 persen keserupaan dengan orang lain di sebelahnya, kalau kita bicara soal mikroba lambungnya."
"Padahal hanya ada 3 pon mikroba dalam pencernaan kita, dan mereka menguasai kita."
Jadi, apakah pada hakikatnya kita bukan manusia? Bisa dibilang begitu, walaupun kenyataannya kita 99 persen identik dengan rata-rata sesama manusia jika kita bicara soal DNA manusia. Kita semua sangat unik berdasarkan perbedaan besar mikroba-mikroba kita.
Laporan Science Daily menyebutkan, "Ada kira-kira 3,3 juta gen dalam total DNA suatu bakteri, yang setara denga 160 kali lipat jumlah gen manusia."
Jadi mungkin saja kepribadian dan kebiasaan kita berkait dengan makhluk-makhluk renik tersebut dan para peneliti seluruh dunia berupaya untuk mengetahui lebih banyak, salah satunya adalah dengan analisa tinja.
Karena penyusunan urutan (sequencing) sudah lebih murah, orang bisa menyumbang kepada American Gut Project untuk secara pasti mengetahui jenis mikroba yang bercokol dalam sistem pencernaannya.
- Manfaat Ramuan Tinja
Selama beberapa tahun terakhir, para dokter hewan telah mempelajari hubungan antara mikroba dan lambung hewan. Karena aturan percobaan yang lebih longgar pada hewan, mereka bisa mencoba taktik memulihkan usus besar yang bermasalah, misalnya pada sapi.
Teh tinja adalah salah satu taktik yang dimaksud. Pada beberapa sapi, ramuan itu telah membantu memulihkan keseimbangan bakteri pencernaan. Dokter hewan mengambil tinja sapi sehat untuk menjadi sumber mikroba sehat dan dipakai untuk memperkuat sistem kekebalan sapi yang sakit.
Setelah pemberian awal antibiotik untuk 'membersihkan' bakteri dalam sapi yang sakit, campuran tinja sapi sehat diberikan kepada sapi yang sakit dengan harapan agar mikroba baik itu dapat membantu mengatasi persoalan pencernaan sapi. Sebagai catatan, cara pemberian 'sup kuning' itu ternyata dimulai di China pada Abad ke-4.
Menelan tinja memiliki beberapa kekurangan, terutama karena mikroba sehat yang masuk melalui saluran makanan akan berhadapan dengan asam lambung yang membunuh mereka.
Oleh karena itu, pada 2013 FDA menyetujui cara pengobatan yang lebih baik untuk membantu pengobatan pada manusia melawan infeksi C-diff yang berbahaya pada hampir setengah juta warga Amerika Serikat setiap tahun. Transplantasi tinja memungkinkan para dokter mengambil bahan tinja dari orang yang sehat dan menempatkannya dalam orang yang menderita infeksi patogen yang sudah kebal antibiotik.
- Pelindung Sejak Awal
Ketika kita lahir, baik secara alamiah ataupun bedah Caesar, maka tubuh mungil kita langsung diserbu berbagai mikroba dan yang pertama kali menguasai itulah yang memiliki dampak menetap pada kesehatan.
Melalui panggung Ted Talk, Jonathan Eisen menyebutkan bahwa mikroba itu seperti pelapis yang baik pada kebun, sehingga "pelapis yang baik di seluruh halaman rumah dapat mencegah merebaknya tanaman liar."
Ketika bercokol di tempat yang tepat, misalnya akses terbaik pada makanan, mikroba bukan hanya membantu tubuh membedakan kawan dan lawan, tapi juga membantu mencegah masuknya bakteri jahat.
Keberagaman bakteri dalam pencernaan memberikan kesempatan terbaik bagi tubuh untuk melawan pendatang asing karena "bakteri jahat tidak bisa dihindari…sehingga memiliki bakteri baik membantu menghentikan pertumbuhan bakteri jahat penyebab penyakit," kata Dr. David Samadi dalam artikel "1 Percent Human, 99 Percent Bacteria."
"Tubuh kita itu seperti negeri tanah air kita dan bakteri baik itu seperti tentara yang berperang melindunginya."
Tanpa keseimbangan itu, bisa terjadi inflamasi, padahal inflamasi itulah cara tubuh kita menceritakan ada sesuatu yang salah. Jika dibiarkan terus-menerus, maka hal itu bisa menjadi penyakit oto-imun atau bahkan kanker. (Uli)
0 Response to "[Pos baru] Lima Cara Bagaimana Bakteri Menguasai Tubuh Manusia"
Post a Comment