Indolinear.com, Banda Aceh - Drummer cilik asal Banda Aceh ini menghentakkan panggung Car Free Day Banda Aceh. Gaya siswa yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) Kelas empat ini telah memikat pengunjung pagi itu dengan alunan musiknya.

Namanya Pasha Jr, usianya yang baru 11 tahun sudah lihai menabuh drum bak drummer profesional. Bahkan Pasha sempat naik ke atas drum melakukan atraksi saat membawa lagu keduanya untuk menghibur penonton.

Sontak saja semua pengunjung Car Free Day mendekat, tepuk tangan riuh memberikan semangat kepada drummer cilik ini. Pagi itu, dia membawakan lagu pertama dari Noah dengan judul Khayalan Tingkat Tinggi, lagu kedua BIP dengan judul Korslet, dilansir dari Merdeka.com (21/01/2019).

Sejak penampilan pertama telah membuat penonton berdecak kagum. Jeritan histeris membuat suasana Car Free Day makin ramai saat Pasha memperlihatkan kebolehannya menaklukkan drum. Hingga penonton yang mayoritas kaum hawa langsung tak mensia-siakan momen itu, mereka berusaha maju lebih dekat mengambil foto dan video menggunakan telepon canggih masing-masing.

anak laki-laki pertama pasangan Safario Satria (31) dan Selazarika (28) ini terus menabuh drum. Sementara ayahnya di samping panggung mengawasinya dan membantu Pasha memperbaiki letak drum usai memainkannya. Rio, panggilan akrab, papa Pasha hanya dua meter dari Pasha mengontrol laptop mengawasi jalannya musik yang mengiringi Pasha menabuh drum.

Selesai satu lagu, papanya langsung memberikan air mineral. Pasha pun langsung meminumnya dan melanjutkan lagu keduanya. Sebelum memainkan lagu kedua, Pasha sempat membuat atraksi dengan menaiki drum dan kemudian memukul simbal dan kembali turun ke tempat semula dan memulai menaklukkan drum tersebut. Papanya tetap mengawasi sekitar dua meter sebelah kiri Pasha.

Tak hanya warga yang mengagumi penampilan Pasha. Ternyata di tengah-tengah penonton ada Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman juga ikut menyaksikan langsung penampilan Pasha. Bahkan, Wali Kota sempat mengambil beberapa foto saat Pasha tampil, termasuk Wali Kota berselfie latar belakang Pasha sedang menabuh drum.

Usai membawa dua buah lagu, Wali Kota sempat naik ke panggung dan memeluk dan mencium kening Pasha. Tentu Wali Kota tak lupa mengeluarkan sejumlah uang memberikan kepada drummer cilik asal Aceh ini. Pasha juga menghadiahkan satu pasang stik drum kepada Wali Kota yang tertulis nama Pasha Jr di stik tersebut.

Orang nomor satu di Banda Aceh ini pun sempat menabuh drum bersama. Saat itu Pasha menabuh drum mirip suara saat hendak takbiran, sedangkan Wali Kota menabuh simbal bersama dengan Pasha, hingga berakhir dengan tepuk tangan riuh penonton.

Setelah selesai penampilannya di Car Free Day, Pasha pun dikerumunan oleh banyak pengunjung meminta foto bersama. Tak hanya kaum hawa, kaum adam yang dewasa pun ikut meminta foto bersama dengan Pasha. Pasha pun memenuhi permintaan penggemarnya foto bersama sembari terus memberikan senyum ramah.

Pasha bukan kali ini saja sudah tampil depan publik. Di Car Free Day sejak diluncurkan kembali beberapa bulan lalu oleh Wali Kota Banda Aceh, sudah 4 kali dia tampil. Jadi tak heran, saat pembawa acara memberitahukan akan tampil drummer cilik Pasha Jr, langsung panggung utama dikerumuni oleh penonton.

Pasha bercerita, mulanya ia tertarik main drum sejak Taman Kanak-Kanak. Dia saat itu sering melihat papanya tampil di berbagai acara, saat itu mereka masih tinggal di Bandung dan sering tampil di Bogor dan Jakarta.

"Lalu pas papa perform di Banda Aceh, saat itu masih TK, Pasha tanya, boleh enggak Pasha main seperti itu. Kata Papa boleh," kata Pasha RJ usai tampil di Car Free Day, Minggu (18/3) di Banda Aceh.

Berawal dari Pasha melihat papanya tampil di Banda Aceh kemudian mulailah latihan drum. Mulai saat itu, kata Pasha sudah mulai latihan drum di studio. Saat pertama kali latihan, Pasha mengaku belum memiliki drum sendiri, tetapi hanya datang ke studio untuk latihan.

Mulanya orang tua Pasha sempat meragukan kemampuan si buah hatinya saat meminta latihan drum. Sehingga hanya diminta untuk latihan di studio terlebih dahulu. Setelah dua bulan latihan di studio, Pasha mengalami perkembangan pesat hingga papanya pun membelikan drum untuk Pasha.

"Awalnya disuruh latihan di studio, takutnya kan enggak bisa main, tetapi setelah dua bulan latihan sekitar usia Pasha 5 tahun, papa belikan drum untuk Pasha dan bisa latihan di rumah, karena saat itu Pasha sudah lancar main drum," jelasnya.

Keseharian Pasha tetap terlihat seperti anak-anak seusianya. Bahkan, juga kadang-kadang sempat rewel dan menolak untuk latihan. Akan tetapi atas dorongan papanya Pasha tetap latihan dengan membagikan waktu antara sekolah dan latihan.

Bahkan usai menabuh drum, Pasha langsung mencari teman sebaya dengan dia, berlari ke sana-kemari sambil bercanda. Bahkan saat hendak diwawancara, harus terlebih dahulu mencari Pasha yang sedang bermain dengan temannya.

Bagi Pasha, bermain drum adalah hobi dan keinginannya sendiri. Ia pun memiliki cita-cita hendak menjadi drummer hingga go internasional. Lagu yang sering dan suka dia mainkan adalah seperti Jazz, Rock atau lagu-lagu sejenisnya yang menghentakkan saat penonton penampilannya.

Perjalanan Pasha berlatih drum tidak berjalan mulus. Pada tahun 2014 silam, saat seluruh umat Muslim sedang menjalani puasa. Tiba-tiba musibah menguji ketangguhan Pasha untuk berlatih drum.

Saat itu, rumahnya yang berada di Blower, Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh terbakar. Semua peralatan band milik Pasha dan papanya hangus terbakar. Musibah inilah momen-momen yang paling sulit dihadapi keluarga muda ini. Seluruh peralatan band milik mereka tak bisa diselamatkan dari si jago merah.

Namun Pasha dan papanya tak patah arang. Mereka terus bangkit dan berupaya untuk bisa mengasah kemampuan yang dimiliki oleh anak pertamanya. Meskipun drum kecil milik Pasha sudah tak ada lagi, namun Rio mengaku tetap melatih Pasha di studio.

"Sejak setelah kebakaran sempat terhenti latihan, tetapi hanya latihan sticking di rumah untuk melatih tangan dia," jelas Rio.

Meskipun demikian, Rio mengaku tetap melatih Pasha. Meskipun ada kala Pasha tidak ingin bermain, namun dengan sabar Rio melihat kapan keinginannya bermain. Untuk latihan mengikuti keinginan dari Pasha sendiri, karena dia masih kecil tidak boleh dipaksa untuk latihan.

Di balik musibah, tentunya ada hikmah yang didapatkan. Pepatah ini memang cocok disabet oleh Pasha dan papanya. Setelah tujuh bulan tak memiliki drum sendiri karena sudah terbakar, hanya latihan sticking dan berlatih di studio. Pasha kemudian banyak beberapa permintaan untuk tampil di beberapa event di Banda Aceh.

"Setelah itu sekarang Pasha sudah ada drum besar sendiri dan bisa latihan kembali di rumah, selama 7 bulan itu Pasha tidak ada perform, hanya latihan-latihan saja di rumah dan studio," jelas Rio.

Harapan Rio tentunya menjadi musisi yang mempunyai karakter dan kelasnya, bukannya hanya sekedar band. Akan tetapi berdasarkan pengalamannya, bermain drum untuk bisa mendapatkan berbagai peluang.

Rio juga mengaku berkeinginan untuk membentuk grup band. Namun dia akan memilih personel yang berkualitas dan bisa melahirkan band yang profesional dan memiliki karakter.

"Jadi saya drummer juga, jadi hanya sebatas hobi dan saya bisa mendapatkan pekerjaan," jelasnya.

Pasha sendiri mengaku memiliki keinginan untuk bisa tampil hingga ke pentas internasional. Sedangkan drummer favoritnya adalah Ikmal Tobing dari Grup Band Mahadewa. Bila ada kesempatan, Pasha mengaku berkeinginan untuk bisa bermain bersama dengan Ikmal Tobing suatu saat nanti. Good Luck Pasha! (Uli)