Indolinear.com, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengingatkan bahwa mobil listrik perlu sarana dan prasarana pendukung. Terutama charging station (stasiun pengisian). Ini berkaitan dengan rencana pemerintah yang kembali memunculkan program pengembangan mobil listrik.

Menurut Gaikindo, pemerintah harus membangunnya jika serius mengembangkan mobil listrik. Tanpa charging station dalam jumlah memadai di lokasi strategis, masyarakat tidak akan berminat menggunakan mobil listrik. Bila masyarakat tidak tertarik, tentu industri juga tidak akan mengembangkannya.

"Kalau charging station saja susah, nanti siapa yang mau beli mobil listrik? Di parkiran, di jalan, harus ada," kata Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, di Jakarta, Sabtu (5/3/2016).

Jongkie meminta pemerintah menyiapkan segala sesuatunya dengan sabar, matang, dan terencana dengan baik agar pengembangan mobil listrik bisa berhasil.

"Kalau pemerintah mau kembangkan mobil listrik kita sambut baik. Tapi harus dipikirkan teknologi dan sarana prasarananya supaya berhasil. Sepanjang itu ada pasti sukses," pungkasnya.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa kali ini mobil listrik akan dikembangkan dengan 'cara berbeda'. Proyek mobil listrik tidak akan dikerjakan oleh pemerintah, dananya tidak berasal dari APBN. Pemerintah hanya akan menyiapkan insentif-insentif saja, pengembangan mobil listrik akan diserahkan kepada pihak swasta yang berminat.

"Kami akan mencoba dengan cara yang agak berbeda. Jadi bukan program pemerintah yang akan kami dorong, tetapi inisiatif swasta yang akan kita dorong di depan," kata Dirjen Industri Logal, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, pekan lalu.(fin)

Sumber :detik.com