Indolinear.com - Apa jadinya ketika tradisi yang kita patuhi menjauh dari makna aslinya? Jawabannya: seni.

Perhatikan, contohnya, sebuah foto yang diambil beberapa waktu lalu dalam kesempatan karnaval 'Fat Sunday' (Domingo Gordo) yang terjadi setiap tahun di kota Navalosa (jumlah penduduk 433) di Spanyol.

Foto ini menampilkan salah satu sosok seram setengah manusia setengah hewan yang dikenal penduduk setempat dengan nama 'Cucurrumachos'.

Dengan pakaian misterius terbuat dari kantong, selimut bermotif garis-garis, genta di leher, rambut kuda, tengkorak, serta bermahkota tanduk kambing, Cucurrumachos bertopeng berlarian saat senja hari di lorong-lorong desa yang sempit, melenguhkan suara dari perutnya dan melontarkan jerami kepada para penduduk desa.

Apa sebenarnya makna perilaku ini dan dari mana kebiasaan kuno ini berasal? Tak ada yang 100% yakin. Tradisi ini sepertinya kemungkinan dilakukan untuk mengusir hewan ternak.

Beberapa menyatakan tradisi janggal Cucurrumacho ini asal-usulnya dari Celtic.

Yang pasti adalah kekuatannya lebih besar dari jejak asal-usulnya.

Mungkin Cucurrumacho telah hidup terlalu lama untuk menjadi cerminan yang tak diharapkan mengenai hidup kita di dunia modern ini: sesosok makhluk tak berwajah bergentayangan dengan kulit yang dipinjam dari makhluk lain, berbunyi dan mendengus dengan putus ada demi mencari perhatian.

'Paling tragis'

Jemari waktu dengan lambat telah menguliti makna Cucurrumacho dari makna yang dianggap makna sejatinya (apa pun itu) dan mengukirkan sesuatu yang lebih murni: sebuah karya seni yang tak terkait dengan asal-usul kelahirannya.

Dalam hal ini, citra dan penampilannya yang ajaib terkait erat dengan mahakarya misterius yang telah menghantui imajinasi kebudayaan sejak abad ke-19: lukisan The Scapegoat (1854-56) karya William Holman Hunt yang tergantung di Lady Lever Art Gallery di Merseyside, Inggris.

Scapegoat karya Hunt, yang dilukis pelukis Pre-Raphaelite di bantaran Laut Mati di sebuah tempat bernama 'Oosdoom' (dipercaya sebagai lokasi kota Sodom yang disebut dalam berbagai kitab suci), menampilkan sebuah adegan dari Book of Leviticus, di mana orang-orang Israel memilih seekor kambing untuk ditinggalkan di alam liar sesudah 'memindahkan' dosa mereka ke hewan tersebut.

Hunt menampilkan hewan malang itu dengan mata yang tak kenal ampun, merasakan kesakitan dan tak terlupakan.

Sekalipun Hunt cukup yakin subjeknya mudah untuk dikenali oleh orang yang melihat lukisannya, beberapa orang sekitarnya mengaku tak memperhatikan hal itu.

Agennya yang asal Prancis kebingungan ketika diceritakan latar belakang cerita di Injil itu, dan bahkan bertaruh dengan Hunt bahwa istri Hunt mungkin tak paham apa yang diniatkan oleh lukisan itu.

Namun, sebagian punya mata cukup tajam untuk mengetahui ada sesuatu yang dalam yang ditangkap dalam lukisan Hunt yang 'kejam' itu, simbol mitologis, seperti Cucurrumacho, yang justru menguat dan tidak meluntur, ketika makna aslinya menguap.

Pelukis Ford Maddox Brown menyebut lukisan itu 'salah satu karya paling tragis dan mengesankan dalam sejarah seni'. (uli)

 

Sumber: Bbc.com