Indolinear.com, Maluku Utara – Waspada gigitan nyamuk malaria saat lakukan pengamatan gerhana matahari total. Ini berkaitan dengan fakta bahwa beberapa tempat pengamatan gerhana matahari total di Indonesia merupakan daerah endemis malaria. Kementerian Kesehatan menyampaikan imbauan untuk menghindari gigitan nyamuk.
Salah satu daerah endemis malaria yang dilintasi gerhana matahari total adalah Provinsi Maluku Utara. Data Kementerian Kesehatan tahun 2014 menempatkan provinsi ini di urutan kelima dengan endemisitas tertinggi di Indonesia. Peringkat paling atas ditempati oleh Provinsi Papua.

Maluku Utara menjadi salah satu wilayah favorit para pemburu gerhana atau eclipse chaser dari berbagai penjuru dunia. Di Kota Ternate akan ada sejumlah festival menyambut gerhana, sedangkan Kota Maba yang mengalami totalitas gerhana paling lama akan lebih banyak dikunjungi para peneliti.

Selain Maluku Utara, provinsi lain yang dilewati totalitas gerhana dan masih memiliki endemisitas malaria yang tinggi adalah Bengkulu. Di provinsi ini, kementerian kesehatan mencatat Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko sebagai daerah dengan endemisitas tinggi untuk kasus malaria.

Untuk menghindari penularan parasit Plasmodium penyebab malaria, Kepala Subditektorat Pengendalian Malaria Kementerian Kesehatan, Elvieda Saraswati, mengimbau para pemburu gerhana untuk menghindari gigitan nyamuk.

"Biasanya nyamuk malaria (Anoplehes) menggigit pada malam hari. Jadi kalau tidak perlu ya nggak usah nongkrong di luar pada malam hari, toh pengamatannya pada siang hari kan ya," saran Elvieda.

Pantauan pada Sabtu (5/3/2016) pagi, para pemburu gerhana dari berbagai negara mulai berdatangan di Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate. Sebagian akan melakukan pengamatan gerhana di Kota Ternate, sebagian lagi melanjutkan perjalanan ke Kota Maba, Kabupaten Halmahera Utara.(fin)

Sumber :detik.com