Indolinear.com - Bahasa daerah tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu yang pertama kali diajarkan kepada anak, tetapi banyak dari masyarakat yang masih kesusahan menggunakan bahasa daerah terutama generasi muda.
Hal tersebut disampaikan saat dialog interaktif dalam Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2016, Universitas PGRI Semarang yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
Ganjar Pranowo mengatakan banyak dari generasi muda dan pegawai negeri yang tidak bisa menggunakan bahasa Jawa. Ia mencontohkan untuk mempertahankan dan mengenalkan bahasa Jawa setiap hari Kamis di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah namun dengan pemberlakuan tersebut banyak pegawai yang merasa terpaksa menggunakan bahasa Jawa karena tidak terbiasa.
Bahkan yang mengejutkan Ganjar, SMK di Pekalongan muridnya tidak ada yang mengerti Bahasa Jawa yang halus. "Tapi dari itu semua saya tidak khawatir karena mereka masih bisa dan strateginya adalah menyemangati gerakan belajar yang lebih penting dari pada regulasi yang hitam putih," katanya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk belajar bahasa Jawa semampunya karena Pemprov ingin mengembalikan bahasa ibu dengan belajar jangan takut salah.
Sri Sultan Hamangkubuwono X menambahkan hakikat masyarakat bisa menggunakan bahasa ibu namun tidak terbiasa terutama dalam acara formal. Menurutnya bahasa adalah kunci kehidupan dalam besosialisasi dan berinteraksi sesama masyarakat. Sehingga peran ibu menjadi sangat penting walaupun dalam perkembangan orang lebih praktis memilih Bahasa Indonesia.
"Karena Bahasa Jawa dianggap bagi anak-anak muda adalah proses yang sangat susah karena bahasa Jawa sangat banyak yakni ngoko, ngoko alus kromo inggil," jelasnya. (uli)
Sumber: Suaramerdeka.com
0 Response to "[New post] Butuh Kebiasaan Untuk Menggunakan Bahasa Jawa"
Post a Comment