Indolinear.com, Tangsel – Sejumlah guru sekolah bersama dengan para pengambil kebijakan dan pelaku di bidang pendidikan melakukan rapat perencanaan strategis dengan USAID PRIORITAS Provinsi Banten yang dilaksanakan di Kampung Anggrek, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel pada Rabu, (24/2/2016).

Secara umum pertemuan ini bertujuan untuk membantu pemerintah Kota Tangsel dalam menyusun rencana kerja yang lebih terinci, terjadwal dan terintegrasi dengan rencana kerja yang sudah ada.

Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Dinas Pendidikan Kota Tangsel Didi Sutisna, mengatakan bahwa penataan guru perlu ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Ia berpendapat bahwa jumlah guru di Kota Tangsel masih didominasi oleh guru honorer dan non PNS.

"Perlunya penataan ini agar dapat terus meningkatkan kualitas dari guru tersebut. Sehingga guru dapat memberikan pengajaran yang lebih baik kepada para siswanya," jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa dengan rencana kerja yang nanti sudah jelas terinci, maka guru tidak akan kebingungan lagi dalam melakukan kegiatan disetiap harinya.

"Paling tidak mereka sudah tahu apa saja yang harus dilakukan hari ini, besok, dan seterusnya. Sehingga ada gambaran jelas kedepan akan seperti apa," tukasnya.

Berdasarkan Permenneg PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru  yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Komponen PKB terdiri atas tiga bagian menurut Pasal 11 ayat C, Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Menurut Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS mengungkapkan perlunya PKB diselenggarakan untuk memenuhi standar kompetensi. Di Banten sendiri, nilai uji kompetensi guru (UKG) masih di bawah rata-rata nasional.

"PKB menjamin setiap peserta didik mendapatkan pelayanan yang standar  dan berkualitas dalam pendidikan sehingga dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensinya," ungkapnya.

Dia berharap PKB akan menjamin setiap guru punya  kompetensi yang sesuai dengan jenjang profesionalnya. Tentu PKB menjadi program yang dinantikan karena setiap guru memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir profesi sesuai minat dan keinginannya.

"PKB dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan profesional masing-masing guru sesuai hasil UKG. Dengan demikian guru dapat meningkatkan kapasitasnya sehingga siswa menerima pendidikan berkualitas yang lebih baik," jelasnya.

Pertemuan ini sekaligus memperkenalkan program Buku Bacaan Berjenjang (B3) dan membangun komitmen bersama antara Dinas Pendidikan, Kemenag, Perpusda, Kepala Sekolah, Guru, Pengawas dan UPTD untuk implementasi program B3.

Program B3 melatih kompetensi guru SD/MI di kelas awal untuk mengajari siswa terampil membaca. Pendekatan yang digunakan adalah beragam buku bacaan yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan pemahaman siswa dalam membaca.

Selain menghibahkan buku bacaan berjenjang sebagai stimulan di sekolah mitra dan non mitra, USAID PRIORITAS berkoordinasi dengan Kota Tangsel terkait pelatihan menggunakan buku tersebut.

Di Banten, buku bacaan berjenjang akan terdistribusi sebanyak 600 ribu. Secara nasional di tujuh provinsi, USAID PRIORITAS menghibahkan 8 juta buku bacaan berjenjang. (sophie)