Indolinear.com, Tangsel - Kanker Payudara merupakan penyakit mematikan kedua setelah kangker serviks untuk kaum wanita. Secara otomatis penyakit ini menjadi momok yang menakutkan bagi kaum perempuan dikarenakan sampai saat ini belum ada obatnya.

Namun, mengidap penyakit tersebut bukan berarti berpangku tangan dan pasrah. Para pengidap bisa bergabung kedalam Komunitas Love Pink, sebab disana pengidap bisa  saling memberikan motivasi dan informasi terkait pengobatan penyakit tersebut.

Seperti yang baru saja di gelar Rumah Sakit Omni Alam Sutera yakni Seminar Komunitas Cancer Survivor pada Sabtu, (27/2/2016) yang melibatkan para pengidap kanker payudara.

Kordinator Komunitas Love Pink wilayah Tangerang Raya Sussana Dwi Parastuti menjelaskan saat ini penyakit Kanker Payudara mengalami peningkatan tren usia yang sebelumnya berada di usia 40-50 namun telah menyerang perempuan muda usia 20-30 Tahun.

Untuk itu Komunitas Love Pink didirikan oleh Santi Persada dan Mutia sejak tahun 2013. Dimana mereka adalah pengidap Kanker Payudara.

"Awalnya mereka berdua mengidap penyakit tersebut dan bingung harus bagaimana ketika terdiagnosa. Ternyata hal tersebut dirasakan juga oleh yang lainnya, kami pengidap membutuhkan pendampingan," ujarnya.

Dikatakan Sussana  selain memberikan pendampingan dan dukungan antar sesama pengidap penyakit Kanker Payudara  saat ini komunitasnya juga konsen kepada kampanye pencegahan yaitu memberikan pemahaman deteksi dini terhadap penyakit tersebut pasalnya semakin dini diketahui maka akan semakin mudah dalam pengobatan ketimbang mereka yang mengetahui tetapi sudah berada di stadium lanjut.

"Kami lakukan kampanye ke sekolah, organisasi dan lain sebagainya untuk pemahaman kepada perempuan terhadap penyakit tersebut," ungkapnya.

Menurut dia hal yang dilakukannya dalam upaya untuk mengurangi mereka yang terdiagnosa penyakit tersebut. Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, untuk itu di tahun 2015 pihaknya juga telah meluncurkan sebuah aplikasi android untuk deteksi dini penyakit tersebut.

Fungsinya untuk mengingatkan perempuan untuk memeriksa sendiri kondisi dirinya atas penyakit tersebut. "Pencegahan lebih baik apalagi diketahui ketika masih stadium awal," ungkapnya.

Sussana berharap Pemerintah juga memperhatikan pentingnya upaya pencegahan dnegan menggiatkan kampanye dan edukasi terhadap penyakit ini pasalnya selama ini sangat jarang terdengar pemerintah melakukan hal yang dilakukannya selamai ini yang terlihat hanya berfokus kepada pengobatan.

"Harapannya Pemerintah juga mengupayakan deteksi dini dengan edukasi dan sosialisasi,"terangnya

Sementara dr Denni Djoko Spb(K) Onk Dokter spesialis bedah di Rumah sakit Omni Alam sutera mengatakan Kanker Payudara merupakan urutan nomor satu diantara penyakit Kanker lainnya.

Pada dasarnya kanker payudara dapat diatasi apabila diketahui sejak dini namun yang jadi masalah penyakit tersebut kebanyakan diketahui ketika berada di stadium lanjut.

"Deteksi dini menjadi cara yang ampuh mengobati dan mengantisipasi penyakit tersebut dalam pengobatannya," ujarnya.

Tambahnya kanker payudara akan tetap menjadi nomor satu dalam penyakit kanker pasalnya nantinya di tahun 2030 menjadi endemi paling besar mengingat saat ini pola hidup masyarakat yang berbeda dengan dahulu.

Di Indonesia menjadi masalah karena diketahui ketika stadium lanjut, hal itu dikarenakan kultur masyarakat yang takut berobat dan dan percaya kepada pengobatan alternatif.

Selain itu program penerintah yang  sama sekali tidak ada preventif yang ada hanya pengobatan  uang habis dilakuakan untuk pengobatan saja

"Pengobatan yang paling murah adalah pencegahan. Saat ini program tersebut tidak ada dilakukan oleh Pemerintah," pungkasnya. (sophie)