Indolinear.com - Sudah menjadi rahasia umum kalau menguap adalah sesuatu yang menular. Dalam beberapa detik saja, satu ruangan bisa menguap secara bergantian. Namun ternyata fenomena ini lebih umum menimpa kaum wanita.

Dalam sebuah uji coba, para peneliti menemukan bahwa ketika pria dan wanita menguap secara spontan dalam jumlah yang sama, kuap wanita kebanyakan adalah respon dari orang lain yang menguap.

Menguap sebagai respon dari kuap yang dilakukan orang lain, sebenarnya adalah sebuah tanda empati. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kaum wanita lebih bisa berempati daripada kaum pria.

Untuk menguji coba teori ini, para ahli dari Pisa University di Italia diam-diam meneliti ratusan orang dari berbagai situasi sosial. Untuk mencapai hasil yang akurat, penelitian ini diadakan dalam kurun waktu lima tahun.

Pembuktian bahwa wanita mampu memahami sisi emosional orang lain dengan berempati, dapat dibuktikan melalui penelitian ini. Selain bereaksi atas kuap seseorang, peneliti menemukan bahwa wanita lebih sering menirukan ekspresi wajah orang lain. hal tersebut menunjukkan bahwa mereka mengerti kondisi orang lain tersebut.

Dalam studi lain juga ditemukan bahwa seseorang yang tidak dapat tertular jika orang lain menguap, kemungkinan besar dia adalah psikopat. Para peneliti dari Baylor University di Texas, membuktikan hipotesa ini.

135 mahasiswa dari Universitas tersebut diuji untuk menilai sifat egosentrisme dalam diri mereka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar mereka hanya mementingkan kebutuhan pribadi. Dalam penelitian ini juga disisipkan uji coba untuk melihat reaksi mereka terhadap berbagai ekspresi wajah, salah satunya adalah reaksi terhadap menguapnya seseorang.

Dari penelitian ini, diperoleh fakta bahwa partisipan yang mendapatkan nilai tinggi di sifat egois, adalah mereka yang tidak merespon jika ada yang menguap.

Setujukah anda dengan teori ini? (uli)

 

Sumber: Merdeka.com