Indolinear.com, Tangsel - Kementerian Ketenagakerjaan berupaya agar tenaga kerja Indonesia baik bekerja di luar maupun dalam negeri dapat meningkatkan kompetensi dan kualitasnya. Salah satunya dengan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk itu kerjasama dengan Universitas Terbuka dilaksanakan karena satu satunya perguruan tinggi yang memiliki aksesbilitas yang terbuka dari semua kalangan maupun metode belajar.

Sekretaris Jendral (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan Abdul Wahab dalam paparannya di gedung Convention Center UT Pamulang Senin (21/2/2016) mengatakan pemerintah dalam hal ini terus berupaya bagaimana tenaga kerja di Indonesia memiliki pendidikan yang layak baik yang tenaga kerja domestik maupun Tenaga kerja Indonesia (TKI) diluar negeri.

UT dalam hal ini menjadi pelopor dunia pendidikan lintas dunia. Karena memiliki solusi aksesbilitas yang dapat dijangkau untuk mereka yang ingin meningkatkan kompetensi dan kualitas dirinya terutama tenaga kerja di luar negeri sehingga ketika nanti telah menyelesaikan studinya dapt memberikan pilihan hidupnya untuk lebih baik lagi.

"Banyak saudara kita tidak menyelesikan pendidikan sarjana. Namun dengan program UT ini dapat dimanfatakan dengan baik," ujarnya saat penandatanganan kerjasama dengan Universitas Terbuka.

Dijelaskannya Program UT belajar jarak jauh menjangkau dalam negeri dan luar negeri. Maka dari itu diharapkan kedepan para TKI yang sudah tamat S1 bisa pulang ke Indonesia dengan bekal ilmu yang dimiliki. Ditambah pengalaman cukup sehingga mampu berkiprah di dunai kerja.

"Harapannya tamat mereka pulang dan masuk pasar domestik dengan tingkat lebih baik sehingga tidak perlu keluar negeri lagi, misalkan saja dengan potensi yang dimiliki mulai dari wirausaha sendiri hingga membuka jasa. Ini menjadi solusi sumberdaya baik," paparnya.

Persoalan ini bukan hanya bagi TKI di luar negeri tapi para karyawan didalam negeri. Banyak karyawan perusahaan di pabrik dengan lulusan tingkat menengah. Ini menjadi pekerjaan rumah Kementerian Tenagakerja untuk menseleraskan pilar negara yaitu sumberdaya baik dengan landasan pendidikan.

"Banyak karyawan di dalam negeri namun tidak bisa kuliah  karena waktu. Maka mereka bisa mencari solusi kepada seluruh tenaga kerja untuk tetap mengenyam pendidikan. Kami akan melakukan sososilasisasi lebih lanjut," pungkasnya.

Rektor UT Tian Belawati memaparkan sejak 2011 silam telah kerjasama dengan Kementerian Tenagakerja untuk memberikan jaminan TKI yang ada di luer negeri. Jaminan itu adalah soal pendidikan, mengingat tidak banyak lulusan sarjana.

"Hadirnya UT bisa memberikan harapan cerah bagi mereka. Pernah kami tanyakan kepada para TKI rupanya mereka menegaskan jika tak kerja diluar negeri tak menjamin bisa kuliah dengan faktor sosial ekonomi," tandasnya.

Tambahnya sejak 2011-2016 ini tercatat ada 3 ribu TKI yang tersebar di Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Malaysia, Hongkong, Singapura dan Jepang. Ada juga kawasan Timur Tengah seperti Kuwait, Arab Saudi dan Abudabi.

"Dari sekian negara yang paling dominan adalah Korea Selatan, Hongkong, Singapura dan Malaysia. Mengapa demikian karena dimana sentral-sentral TKI ada mereka secara bergerombol mengajak komunitasnya," pungkasnya. (sophie)