Indolinear.com, Tangsel - Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota  Tangsel pada Rabu, (17/2/2016) berlangsung sangat baik.

Dalam kesempatan tersebut dijelaskan bahwa Musrenbang merupakan salah satu wadah untuk menampung usulan dari masyarakat yang dimulai dari tingkat bawah. Juga sebagai salah satu media yang memperkuat pembangunan di Kota Tangsel.

Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang tepat sasaran, telah disusun konsep-konsep musrenbang untuk tahun 2017, yang juga diperkuat dengan Pra musrembang.

Hasil Musrenbang yang keluar itu akan dilakukan rankingan prioritas, nantinya usulan masyarakat digabungkan dengan reses dewan. Yang dijadikan sebagai skala prioritas adalah usulan- usulan dari masyarakat seperti kebutuhan infrastruktur dan pemberdayaan.

Musrenbang dilaksanakan dalam rangka merealisasikan amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2004, dalam rangka menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2017.

Lurah Keranggan Agus Muhdi mengatakan bahwa dalam musrenbang dipaparkan apa yang sudah diupayakan di 2015 dan realisasinya, serta yang dilakukan 2016 dan rencana ke depan di tahun 2017.

"Upaya kita sudah dilakukan sejak pra musrenbang digelar di RT/RW masing-masing, tentunya ini memiliki manfaat besar. Artinya, keinginan tersebut sudah sesuai dengan masyarakat. Sebab datangnya langsung dari mereka," jelas Agus.

Menurutnya yang paling penting adalah bagaimana mempertahankan, apa yang sudah direalisasikan dia meminta untuk tetap dijaga, dirawat dan dipelihara oleh masyarakat.

"Kami ingin sekali mengakomodir semua. Bukan hanya infrastruktur. Tapi pemberdayaan ekonomi lebih baik, meningkat dan sejahtera. Kelurahan juga bisa memiliki pelayanan terdepan," harapnya.

Dalam musrenbang tersebut, diketahui bahwa hasil usulan dari masyarakat masih lebih dominan terhadap infrastruktur. Sebab masih banyak lokasi yang membutuhkan perbaikan sesuai dengan kebutuhan wilayah.

"Di wilayah keranggan rata-rata meminta untuk adanya turap dan saluran. Sebab wilayah kami masih terbilang rawan longsor. Selain itu, masih banyak air yang menggenangi jalan," jelasnya.

Dalam hasil musrenbang, terdapat usulan 15 titik turap, 12 saluran yang bervolume diatas 100 meter, 10 titik jalan lingkungan, dan 25 bedah rumah.

"Selain fisik, ada juga yang mengusulkan seperangkat alat kematian. Seperti tenda, pemandian jenazah, keranda, dan lainnya," jelasnya.

Sementara Camat Setu Wahyudi Leksono menjelaskan bahwa usulan yang masih seputar infrastruktur itu disebabkan masih banyaknya kawasan yang harus ditata dan diperbaiki.

"Nantinya yang menjadi prioritas adalah yang bermanfaat untuk banyak orang dan yang paling rawan terjadinya kecelakaan jika tidak cepat direalisasikan," ungkap Wahyudi.

Dia menjelaskan titik berat pembangunan kedepan tidak hanya infrastruktur lagi, namun juga ada pembangunan SDM, ekonomi, dan sosial.  (sophie)