Indolinear.com - Selama tiga bulan masyarakat Baduy Dalam melaksanakan tradisi kawalu. Selama perayaan tersebut, wisatawan domestik maupun mancanegara dilarang memasuki kawasan Baduy Dalam tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik. Nantinya imbauan larangan itu dipasang di pintu gerbang Baduy di Ciboleger.
Asep, Penggiat Masyarakat Baduy mengatakan selama kawalu perkampungan Baduy Dalam tertutup bagi pengunjung, sekalipun itu pejabat daerah ataupun pejabat negara.
"Selama melaksanakan kawalu, kondisi kampung Baduy Dalam sepi karena mereka berpuasa dan banyak memilih tinggal di rumah-rumah," kata Asep.
Perayaan Kawalu adalah peninggalan adat yang turun temurun dan harus dilaksanakan. Ritual tersebut dengan cara puasa dan berdoa meminta keselamatan bangsa dan negara agar aman, damai, dan sejahtera.
"Kalau negara ini aman dan damai tentu masyarakat akan sejahtera," katanya.
Seperti diberitakan Antara. Masyarakat kampung Baduy Dalam melaksanakan tradisi kawalu pertama di mulai Februari, dan pada bulan Maret kawalu dua, serta perayaan kawalu ketiga pada Maret mendatang.
"Mereka menjalankan tradisi kawalu penuh khusyuk dan penuh sederhana," ungkapnya.
Tradisi kawalu warisan nenek moyang yang harus dilaksanakan setiap tahun, dirayakan tiga kali selama tiga bulan dengan puasa seharian.
Perayaan kawalu merupakan salah satu tradisi ritual yang dipercaya oleh warga Baduy Dalam sehingga perlu menghargai dan menghormati keyakinan agama yang dianut mereka.
Setelah berakhir perayaan kawalu, masih kata Asep, pengunjung kembali diperbolehkan mendatangi kawasan Baduy Dalam. Setelah kawalu, satu bulan yang akan datang merayakan acara Seba dengan mendatangi Bupati dan Gubernur Banten dengan membawa hasil-hasil bumi (pertanian).
"Setiap perayaan seba, masyarakat Baduy akan membawa hasil pertanian ladang, seperti gula merah, pisang dan petai," tutupnya. (uli)
Sumber: Merdeka.com
0 Response to "[New post] Wisatawan Dilarang Masuk Kampung Baduy Selama Perayaan Kawalu"
Post a Comment